Akne ( Jerawat )


Akne adalah penyakit kulit akibat peradangan menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista pada tempat predileksi
Oleh beberapa peneliti mengemukakan klasfikasi yang berbeda mengenai akne.
- Danonkos : Andrew’s diseases of the skin (1971)
- Cunliffe : Acne (1989)
- Straus : Dermatology in General medicine (1993)
- Plewig & Kligman : Acne: Morphogenesis and Treatment (1975)
a. Akne vulgaris & varietasnya :
 Akne tropikalis
 Akne fulminan
 Akne mekanika
 Pioderma fasiale
b. Akne venenata akibat kontaktan eksternal & varietasnya :
 Akne kosmetika
 Akne klor
 Pomade akne
 Akne akibat kerja
 Akne deterjen
c. Akne komedonal akibat agen fisik & varietasnya :
 Solar comedones
 Akne radiasi ( sinar X, kobal )
Erupsi acneiformis : akibat induksi obat yang digunakan secara lama : KST, INH, Codida, bromida, vit B12, ACTH, phenobarbital, difenilhidantoin, trimetadion
Akne vulgaris : perubahan jumlah & konsistensi lemak kelenjar akibat pengaruh berbagai faktor penyebab.
Akne venenata : terjadi penutupan oleh massa eksternal
Akne fisis : saluran keluar menyempit akibat radiasi SUV, SM atau sinar radioaktif.
1. Akne Vulgaris
Akne vulgaris adalah penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea, umumnya pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri.
• Gambaran klinis
Polimorfi : komedo, papul, pustul, nodus dan jaringan arut (hipo atau hipertropik)
• Epidemiologi :
Hampir terjadi pada semua orang,karena dianggap kelainan kulit yang fisiologis . Kligman menyatakan bahwa tidak ada seorangpun (100%) yang sama sekali tidak pernah menderita penyakit ini.
• Insiden :
 Ras oriental (Jepang, Cina, Korea) < ras kaukasia (Eropa, Amerika)
 Genotip XYY  akne vulgaris lebih berat


• Gradasi :
Gradasi mennjukkan berat ringannya penyakit. Ada beberapa pola pembagian gradasi penyakit akne vulgaris yang dikemukakan.
Menurut Plewig & Kligman (1975)
 Komedonal : < 10 pd 1 sisi muka
10 – 24 komedo
25 – 50 komedo
> 50 komedo
 Papulopustul : < 10 lesi pd 1 sisi muka
10 – 20 lesi
21 – 30 lesi
> 30 lesi
 Konglobata.
Syarif M. wasitaatmadja (1982) membuat gradasi akne vulgaris sebagai berikut :
 Ringan, bila :
5 – 10 lesi, tak meradang pd satu predileksi.
< 5 lesi tak meradang pd bbrp predileksi
< 5 lesi meradang pada satu predileksi
 Sedang, bila :
> 10 lesi tak meradang pd 1 predileksi
5 – 10 lesi tak meradang pd 1 predileksi
5 – 10 lesi meradang pd 1 predileksi
< 5 lesi pd > 1 predileksi
 Berat, bila :
> 10 lesi tak meradang pd > 1 predilksi
> 10 lesi meradang pd ≥ 1 predileksi
• Diagnosis :
 Diagnosis ditegakkan atas dasar klinis dan pemeriksaan ekskohleasi sebum dengan komedo ekstraktor. Sebum yang menyumbat folikel tampak sebagai massa paat seperti lilin atau massa lebih lunak seperti nasi yang ujungnya kadang berwarna hitam.
 Pemeriksaan histopatologis : tidak spesifik (serbukan sel radang kronis)
 Pemeriksaan mikrobiologi : kadang ditemukan Malassezie fulvur
 Pemeriksaan susunan & kadar lipid permukaan kulit (skin surface lipids).
• Diagnosis banding
 Erupsi akneiformis  induksi obat : KST, INH, Barbiturat, bromide, iodide, difenil hidantoin, trimetadion, ACTH, dan lainnya.
 Akne venenata & akne rangsangan fisis
 Rosasea  telangiektasis
 Dermatitis perioral
• Penatalaksanaan :
 Pencegahan :
1. Hindari terjadinya peningkatan lipid sebum & perubahan sebum
 diet rendah lemak & KH
 perawatan kulit teratur
2. Hindari terjadinya faktor pemicu
 hidup teratur & sehat
 kosmetik yg sesuai & tepat
 hindari terpacunya kel minyak
 hindari polusi debu, manipulasi komedo
3. Memberikan informasi yg cukup tentang penyakit, pencegahan, cara & lama pengobatan, serta prognosisnya agar penderita tidak underestimate / over estimate terhadap usaha penatalaksanaannya yang akan membuatnya kecewa / putus asa.
 Pengobatan :
1. Obat topikal :
- mencegah pembentukan komedo
- menekan peradangan
- mempercepat penyembuhan
Antara lain :
- bahan iritan pengelupasan (peeling) contohnya sulfur 4 – 8 %, resorsinol 1 – 5 %, asam salisilat 2 – 5 %, benzoil peroksida 2,5 – 10 %, as. Azeleat 15 – 20 %.
- Antibiotik topikal  Oksitetrasiklin 1 %, eritromisin 1 %, klindamisin fosfat 1 %
- Anti inflamasi topikal (KST) salep, krim
- Etil laktat 10% menghambat mikroba
2. Sistemik :
- menekan aktivitas mikroba
- mengurangi reaksi radang
- menekan sebum
- keseimbangan hormonal
Antara lain :
- Antibakteri sistemik : tetrasiklin, eritromisin, trimetropin, doksisiklin.
- Obat hormonal, menghambat prod androgen,estrogen (50 mg/hr 21 hr/bln)
- Kortikosteroid sistemik untuk menekan radang & sekresi kelenjar adrenal.
- Vitamin A & retinoid oral : isotretinoin
- (0.5 – 1 mg/kgBB/hr) menghambat prod sebum
- Anti inflamasi nonsteroid Ibuprofen (600mg/hr), Dapson (2 x 100mg/hr), Seng sulfat (2 x 200 mg/hr).
3. Bedah kulit :
Diperlukan untuk memperbaiki jaringan parut. Tindakan yang dilakukan setelah akne vulgarisnya sembuh
- bedah skalpel : meratakan sisi jaringan perut yang menonjol
- bedah listrik : membuka komedo yang tertutup untuk mengeluarkan sebum.
- bedah kimia : meratakan jaringan parut yang berbenjol.
- bedah beku : mempercepat penyembuhan
- dermabrasi : meratakan jaringan parut hipo & hipertrofi pasca akne yang luas
4. Kombinasi, bisa berupa sunblock dan anti hiperpigmentasi
• Prognosis :
Baik, sembuh sebelum 30 – 40 thn

 

0 komentar: